Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR menargetkan pembangunan Bendungan Pamukkulu Sulawesi Selatan rampung pada 2024.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bendungan ini dibangun untuk meningkatkan keberlangsungan suplai air bagi lahan pertanian di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) sebagai lumbung pangan nasional.
“Di Sulsel, masih terdapat hamparan lahan persawahan di atas 3.000 hektar yang sulit ditemui di daerah lain. Produktivitasnya kita tingkatkan dengan ketersediaan air dari bendungan,” kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin, 15 November 2021.
Kementerian PUPR tengah mempercepat penyelesaian pembangunan Bendungan Pamukkulu yang terletak di bagian hulu Sungai Pappa Kabupaten Takalar, Sulsel. Bendungan yang dibangun sejak 15 November 2017 ini progres konstruksinya sudah mencapai 22 persen dan saat ini tengah dilakukan upaya percepatan sehingga dapat diairi pada awal tahun 2024.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang Adenan Rasyid mengatakan, Bendungan Pamukkulu memiliki beberapa manfaat yang luar biasa, yaitu dapat mensuplai air untuk jaringan irigasi seluas 6.256 hektar. Diharapkan Indeks Pertanian (IP) di Kabupaten Takalar akan meningkat dari 150 persen menjadi 250 persen dengan pola tanam padi – padi – palawija.
“Manfaat lain dari Bendungan Pamukkulu adalah sebagai penyedia air baku untuk Kabupaten Takalar sebesar 160 liter/detik, dapat mereduksi dan mengendalikan ancaman banjir, dan sebagai konservasi untuk air tanah. Kemudian bendungan ini juga memiliki potensi untuk pembangkit listrik tenaga air sebesar 4,3 MW, serta dapat dimanfaatkan untuk pariwisata,” kata Adenan Rasyid.
Dia menambahkan, dalam pembangunannya Bendungan Pamukkulu juga menerapkan pola Padat Karya Tunai (PKT). Kegiatan PKT dilakukan untuk rehabilitasi saluran irigasi di Daerah Irigasi (DI) Bendung Pamukkulu. Kegiatan ini dilakukan melalui program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air dan Irigasi (P3TGAI) yang tersebar di 20 titik di 7 desa, 1 kelurahan dan 1 kecamatan. Setiap titiknya melibatkan sebanyak 25 orang petani.
Kegiatan PKT juga dilakukan pada konstruksi Bendungan Pamukkulu, yaitu untuk pekerjaan yang tidak membutuhkan keahlian khusus (kompleks) dan dapat dilakukan tanpa alat berat, misalnya untuk galian saluran dan menyusun batu urugan.
“Kami melibatkan masyarakat/warga setempat sebagai pelaku pembangunan. Skema ini bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran dampak dari Pandemi Covid-19,” ujar Adenan Rasyid.